Cari uang dan hasilkan profit di internet
BELAJARLAH! SESUNGGUHNYA TIDAKLAH MANUSIA ITU DILAHIRKAN DALAM KEADAN PANDAI

SYUKUR

>> Senin, 08 Februari 2010

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Segala bentuk kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT kepada makhluknya akan dipertanyakan nantinya. Bukan hanya kenikmatan dhohir bahkan hati tidak akan luput dari hisab Dzat yang Maha Agung. Oleh karenanya untuk menyikapi segala bentuk kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT, tentunya ada berbagai macam cara dari yang biasa, yakni cukup dengan mengucapkan kalimat tahmid alhamdulillah dengan menggunakan lisan hingga yang mengimplementasikan rasa syukur dengan mencegah seluruh anggota tubuhnya dari maksiat.
Dari sini sedikit akan kita bahas beberapa hal yang menyangkut tentang masalah syukur dan pujian. Di samping sebagai ilmu pengetahuan semoga menjadi amalan akhirat yang nantinya dapat memberatkan timbangan amal kebaikan.

B. Rumusan Masalah
Apa pengertian syukur dan pujian?
Ada berapakah pembagian syukur dan pujian?
Apa hikmah di balik perbuatan syukur dan pujian?


BAB II
PEMBAHASAN
TAHAPAN PUJIAN DAN SYUKUR
1.Pengertian
Syukur dan memuji Allah mempunyai nilai yang sangat besar dan mengandung banyak manfaat. Adapun hakikat syukur, terdapat beberapa pendapat. Menurut satu pendapat syukur adalah memuji (orang) yang memberikan dengan mengingat kebaikannya. Menurut pendapat lain syukur adalah memprhatikan Dzat yang memberikan kenikmatan bukan pada kenikmatannya. Jadi definisi syukur adalah menggunakan Dzat yang memberikan nikmat, untuk mengimbangi nikmat yang diterimanya, sampai pada batas yang membuat tidak di anggap mengingkari nikmat.
Menurut pendapat lain memuji ditujukan pada jiwa , sedang syukur ditujukan pada kenikmatan panca indera. Menurut sebagian ulama memuji adalah permulaan, sedang syukur adalah tebusan. Menurut sebagian yang lain, memuji kepada allah swt ditujukan pada sesuatu yang diberikan, sedang syukur ditujukan pada sesuatu yang dikerjakan.
Dengan demikian, jelaslah perbedaan makna antara keduanya. Kemudian yang di namakan puji adalah pujian bagus yang disertai dengan tindakan yang baik pula. Para ulama membedakan antara puji dan syukur. Mereka berpendapat bahwa puji itu dapat berupa tasih dan tahlil. Maka, puji itu termasuk amal ibadah lahir. Sedangkan syukur adalah sebangsa kesabaran dan kepasrahan. Maka syukur termasuk amal ibadah bathin.
Hakikat syukur ialah engkau mengetahui tidak ada pemberi selain Allah swt. Engkau mengetahui dengan rinci nikmat-nikmat-Nya kepadamu baik yang ada pada jiwa, rasa, dan segala hal yang memenuhi kebutuhan hidupmu, kemudian engkau giat berbuat kebajikan dalam rangka mensyukuri nikmat-Nya.
Nabi Muhammad saw bersabda: “orang yang makan sambil mensyukuri apa yang dimakannya itu setingkat dengan orang puasa yang bersabar.” (H.R. Ibnu Majah)
Suatu ketika nabi Daud as pernah mengatakan “ya tuhan bagaimana saya bersyukur kepada-Mu. Sedangkan syukurku kepada-Mu adalah karena kenikmatan dari-Mu?” Allah menurunkan wahyu kepadanya; “sekarang engkau telah bersyukur kepada-Ku.
Demikian juga yang terjadi pada nabi Musa as ketika bermunajat kepada-Nya; “ya tuhan, Engkau telah menciptakan nabi Adam dengan kekuasaan-Mu dan berbuat ini dan itu, bagaimana tentang syukurku?” Allah swt berfirman; “Adam mengetahui hal-hal itu dari-Ku. Oleh karenanya kemakrifatannya merupakan syukur kepada-Ku.

2.Pembagian Puji Dan Syukur
Pada dasarnya pujian dan syukur terbagi menjadi empat macam. Dua di antaranya yaitu pujian yang bersifat qodim (lama), dan dua bagian lagi bersifat hadats (baru). Adapun pembagianya dalah sebagai berikut:

Pujian Yang Bersifat Qodim
1. Pujian Allah terhadap Dzat-Nya
Sebagaimana di dalam ayata al-Qur’an;
الحمدلله الذى خلق السموات والأرض
2. Pujian Allah terhadap hamba-Nya
نعم العبد انه اواب
Pujian ini diberikan Allah kepada nabi Ayyub a.s. menurut suatu pendapat bersyukurnya Allah swt, berarti memberikan pahala atas perbuatan pelakunya, sebagaimana perbuatan baik Allah adalah memberikan kenikmatan dengan memberikan pertolongan sebagai tanda syukur. Hakikat syukur bagi hamba adalah ucapan lisan dan pengakuannya terhadap kenikmatan yang tekah diberikan.

Pujian Yang Bersifat Hadats (Baru)
1. Pujian hamba-Nya terhadap Allah
Dalam hal ini ada banyak cara yang dapat ditempuh oleh seorang hamba yang mensyukuri terhadap nikmat atau cobaan yang diberikan oleh Alah swt. Syukur terbagi menjadi tiga bagian yaitu; syukur dengan lisan, syukur dengan badan dan syukur dengan hati.
Syukur dengan lisan mengakui kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah swt dengan lisan, dan rendah diri. syukur dengan badan yakni selalu sepakat yakni selalu melayani (mengabdi) kepada Allah swtdalam makna menjauhi segala larangan dan menjalankan segala perintah-nya. Sedangkan syukur dengan hati yakni mengasingkan diri di hadapan Allah swt dengan konsisten menjaga keagungan-Nya.
Syukur dengan lisan adalah syukurnya orang yang berilmu. Syukur dengan badan adalah syukurnya orang yang beribadah. Syukur dengan hati adalah syukurnya orang-orang yang ahli makrifat.
Allah suka dipuji sebagaimana hadith nabi saw;
انّ الله عزّ وجلّ يحب ان يحمد
Dan Allah menjadikan pujian terhadap-Nya sebagai dzikir.

2. Pujian hamba-Nya terhadap hamba yang lain
Dalam hubungan social pujian atau ucapan syukur kepada sesama manusia merupakan salah satu cara menjaga keharmonisan dalam pergaulan. Menurut salah satu pendapat syukur kepada Allah dalam hubungan sesama manusia dapat diterapkan dengan menutupi cacatnya seseorang yang pernah kita lihat ataupun cacatnya seorang teman yang pernah kita dengar, dan sebagainya.
Secara dlohir kita telah menjaga kehormatan sesame manusia, di sisi lain kita telah mempergunakan pemberian Allah berupa panca indra dengan sebaik-baiknya.

3. Hikmah Dan Fadilah Puji Dan Syukur
Beberapa hikmah dari puji dan syukur di antaranya;
- Syukur adalah sebagian dari iman dan separohnya berada di dalam sabar.
- Allah telah menjadikan syukur kunci perkataan ahli jannah.
- Allah tidak akan melakukan adzab pada hamba-Nya yang besyukur pada-Nya. sebagaimana firman allah swt;
ما يفعل الله بعذابكمان شكرتم
- Allah akan menambah nikmat atas hamba-Nya yang bersyukur. Sebagaimana yang tersebut dalam al-qur’an;
لئن شكرتم لأزيدنكم
- Pengaruh dari pujian sendiri akan menumbuhkan rasa syukur. Seperti yang terdapat dalam al-qur’an;
لا يشكر الله من لم يحمده
- Menjadikan benteng atau mengamankan nikmat. Sebagaimana sabda nabi saw;
حمد الله امان للنعمة من زوالها
- Lafadz alhamdulillah terdiri dari 8 huruf sebagaimana pintu surga. Barang siapa yang mengucapkannya dengan ketulusan hati, maka ia berhak masuk surga melalui pintu mana yang ia kehendaki sebagai tanda penghormatan baginya.
- Melapangkan dada dan meringankan beban bagi orang yang tertimpa musibah. Karena dengan syukur dan tetap memuji seseorang akan menyerahkan sepenuhnya urusan kepada Allah.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Besar sekali rahasia di balik syukur dan pujian yang tidak mungkin dapat dihitung begitu pula hikmah dan fadilahnya. Oleh karenanya dalam keadaan apapun kita harus tetap bersyukur dan memuji Allah swt baik dalam keadaan duka maupun dalam keadaan suka, terlebih dalam suasana yang sedang bahagia seyogyanya tetap tertanam rasa syukur. Karena pada hakikatnya semua itu adalah pemberian Allah swt kepada hamba-nya sebagai pertanda kita masih diperhatikan oleh-nya. Dan semoga kita termasuk di dalam golongan orang-orang yang ahli bersyukur.

Saran dan Kritik
Kesan sebagai hamba yang penuh dengan kekurangan, salah, dan dosa akan tetap ada pada diri kami selaku manusia biasa. Oleh karenanya kami mohon kepada anda sekalian kritik dan saran yang kiranya dapat membangun dan menjadikan makalah ini lebih baik nantinya.



0 komentar:

Posting Komentar

About This Blog

Lorem Ipsum


Got My Cursor @ 123Cursors.com

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP