Cari uang dan hasilkan profit di internet
BELAJARLAH! SESUNGGUHNYA TIDAKLAH MANUSIA ITU DILAHIRKAN DALAM KEADAN PANDAI

Faktor Figur dalam PILKADA

>> Minggu, 28 Februari 2010

Figur Dinilai Lebih Menentukan

DUKUNGAN parpol masih dianggap sebagai modal utama untuk meraih suara. Parpol masih diharapkan menjadi wadah penyerap aspirasi publik. Meski, dalam pil­kada, dukungan parpol kerap tidak ber­banding lurus dengan perolehan suara.

Paling tidak begitulah opini guru besar ilmu politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Mas'ud Said. Berdasar hasil penelitiannya di berbagai pilkada di Jatim, 60 persen pemilih menentukan kandidat berdasar figurnya. "Parpol me­mang masih berfungsi. Tapi, dalam pil­kada, parpol bukan penentu utama. Mak­simal, hanya 40 persen," katanya.

Salah satu faktor utama yang diungkapkan Mas'ud adalah budaya transaksional di kalangan parpol dalam menentukan kandidat. "Banyak kasus penentuan kandidat di sebuah partai berujung konflik gara-gara unsur transaksional," katanya.

Faktor lainnya, ideologi bukan lagi da­sar utama parpol dalam menentukan pilihan. "Ideologi parpol sekarang sudah sangat cair. Ideologi tidak lagi dijadikan acuan dasar," katanya.

Melihat perjalanan kandidat Pilbub Gresik, analisis Mas'ud itu, sepertinya, cukup berdasar. Apa yang diungkapkannya cukup beralasan.

Duet Husnul Khuluq-Musyaffa' Noer (Humas), misalnya, diwarnai lepasnya dukungan PKNU. Indikasinya, pengam­bilan formulir untuk duet Monash-Syamsul dilakukan sebagian pengurus PKNU. Wacana koalisi dengan PD akhirnya juga berantakan. PD yang sejak awal menjalin komunikasi dengan PKB akhirnya memilih mengusung calon sendiri.

Konflik juga muncul di internal PDIP. Puncaknya, Ketua PAC PDIP Kecamatan Gresik Thohirin bersama sebagian pengu­rus lain mundur dan mendukung kandidat di luar pasangan Bambang-Qonik (Bani).

Tim Sambari-M. Qosim (SQ) juga tak luput dari konflik. Beberapa pengurus Partai Golkar kabarnya membelot dan mendukung kandidat lain. Majunya Syamsul Maarif yang mendampingi Monash juga berpotensi memecah suara Golkar. Sebab, Syamsul adalah salah seorang kader senior partai berlambang pohon beringin itu.

Namun, duet Monash-Syamsul Maarif (MA) juga tak lepas dari tarik ulur dukungan. Terutama di kalangan parpol-parpol gurem. Beberapa parpol gurem sempat menjalin kesepakatan dengan kandidat lain sebelum akhirnya mendukung duet tersebut. Hanura, misalnya. Sejak awal partai itu mendukung duet Bani. Tapi, pada detik-detik terakhir, DPP Hanura merekomendasikan du­kungan untuk MA.

0 komentar:

Posting Komentar

About This Blog

Lorem Ipsum


Got My Cursor @ 123Cursors.com

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP