Cari uang dan hasilkan profit di internet
BELAJARLAH! SESUNGGUHNYA TIDAKLAH MANUSIA ITU DILAHIRKAN DALAM KEADAN PANDAI

Sejarah Penghimpunan al-Qur'an

>> Sabtu, 30 Januari 2010

                                             Sejarah Penghimpunan al_Qur’an
A.Sejarah Penghimpunan Al-qur’an
Penulisan/Penghimpunan Al-qur’an mengalami 3 periode:
1.Periode Nabi Muhammad saw
2.Periode Kholifah Abu Bakar ra
3.Periode kholifah Ustman ra

1.Penghimpunan Al-Qur’an pada periode Nabi Muhammad saw
     Rosulullah telah mengangkat para penulis wahyu Al-Qur’an dari sahabat-sahabat tekemuka seperti; Ali, Muawiyyah, Ubai bin Ka’ab, dan Zaid bin tsabit. Beliau memerintahkan mereka menuliskannya dan menunjukan tempat ayat tersebut dalam surat sehingga, penulisan pada lembaran itu membantu penghafalan di dalam hati. Di samping itu para sahabatpun menuliskan qur’an yang turun itu atas kemauan mereka sendiri tanpa diperintahkan oleh nabi. Media yang mereka gunakan untuk menulis pada waktu itu yaitu pada pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar dll.Semuanya itu disimpan dalam satu mushaf, tetapi di samping itu para penulis wahyu secara pribadi masing-masing membuat naskah dari tulisan ayat-ayat al-qur’an tersebut untuk pribadi masing-masing.

     Mushaf yang tersimpan di dalam rumah nabi saw dan diperkuat dengan naskah-naskah al-qur’an yang dibuat oleh paa penulis wahyu untuk pribadi masing-masing sreta ditunjang oleh hafalan para sahabat yang hafidz al-qur’an yang tidak sedikit jumlahnya, maka semjuanya itu dapat menjamin al-qur’an tetap terjaga dan terpelihara keasliannya secara lengkap dan murni sesuai janji allah swt dalam surat al-hijr ayat 9

2.Penghimpuyanan al-qur’an pada periode khalifah Abu Bakar ra
     Setelah nabi wafat abu bakar diangkat sebagai khalifah, terjadilah gerakan pembangkangan membayar zakat dan gerakan keluar dari agama Islam (murtad) di bawawh pimpinan musailimah al-kadzab. Gerakan ini segera ditindak oleh abu bakar dengan megirimkan pasukan di bawah pimpinan Khalid bin Walid, terjadilah clash fisik di yamamah yang menimbulkan korban tidak sedikit di kalangan pasukan Islam termasuk 70 sahabat yang hafal al-qur’an ikut terbunuh.
     Peristiwa yang tragis itu mendorong umar untuk menyarankan kepada khalifah untuk segera di himpun ayat-ayat al-qur’an dalam satu mushaf karena, di khawatirkan kehilangan sebagian al-qur’an dengan wafatnya para penghafalnya. Ide umar itu dapat diterima oleh abu bakar setelah di adakan diskusi dan pertimbangan-pertimbangan yang seksama. Kemudian khalifah memerintahkan kepada zaid bin tsabit agar segera menghimpun ayat-ayat al-qur’an dalam satu mushaf. Zaid tidak mau menerima tulisan ayat-ayat al-qur’an kecuali dengan disaksikan dua orang saksi yang adil bahwa ayat itu benar-benar ditulis dihadapan nabi atas perintah atau petunjuknya.

     Dengan demikian tercatatlah dalam sejarah bahwa abu bakar sebagai orang yang pertama menghimpun al-qur’an dan zaid bin tsabit sebagai orang pertama yang melaksanakan penulisan dalam penghimpunan al-qur’an mushaf .

3.Penghimpunan al-qur’an pada periode Khalifah Ustman ra
     Pada masa pemerintahan ustman, terjadilah perbedaan pembacaan al-qur’an di kalangan umat Islam dan kalau ini di biarkan bisa mengganggu persatuan dan kesatuan umat Islam. Oleh karena itu sahabat hudaifah menyarankan kepada khalifah agar segera mengusahakan keseragaman bacaan al-qur’an dengan jalan menyeragamkan penulisan al-qur’an, dan kalau toh masih terjadi perbedaan –perbedaan tentang bacaannya, diusahakan masih dalam batas-batas yang ma’tsur (diajarkan nabi saw), mengingat bahwa al-qur’an itu diturunkan dengan memakai tujuh dialek bahasa arab yang hidup pada waktu itu.
     Khalifah Utsman dapat menerima ide hudaifah, kemudian membentuk panitia yang terdiri dari 4 orang yakni; zaid bin tsabit, said bin al-ash, Abdullah bin al-zubair, dan Abdurrahman bin al- harits bin hisyam. Panitia ini bertugas menyalin mushaf al-qur’an oleh khafsah dalam bahasa arab karena qur’an turun dalam bahasa mereka.
Panitia zaid diperintahkan menyalin suhuf khafsah ke dalam mushaf dalam jumlah beberapa buah untuk dikirimkan ke beberapa daerah Islam, disertai bahwa semua suhuf dan mushaf al-qur’an yang berbeda dengan mushaf utsman yang terkirim itu harus dimusnahkan/dibakar. Alhamdulillah semua umat Islam termasuk para sahabat menyambut dengan baik mushaf ustman itu dan mematuhi intruksi khalifa dengan senang hati.

     Setelah panitia zaid berhasil melaksanakan tugasnya, suhuf hafsah yang di pinjamnya itu di kembalikan kepada hafsah, marwan bin hakam seorang khalifah dari dinasti umayyahpernahh meminta hafsah agar suhufnya di bakar, tetapi di tolak oleh hafsah, setelah hafsah wafat suhufnya di ambil oleh marwan dan kemudian di bakarnya, tindakan marwan ini katanya terpaksa dilakukan, demi mengamankan keseragaman mushaf al-qur’an yang telah di usahakan oleh khalifah utsman dengan meenyalin seluruh isi suhuf hafsa, kedalam mushaf utsman, dan lagi untuk menghindarkan keraguan-keraguan umat Islam dari masa akan datang terhadap mushaf al-qur’an, jika masih terdapat dua macam naskah (suhuf hafsah dan muhaf utsman )

B.Para Sahabat Termasyhur Yang Mengajarkan Al-qur’an
I. Para pengajar al-qur’an.
       Para sahabat termasyhur yang sering mengajar al-qur’an menurut imam adz-dzahabi dalam kitab thobaqot al-qurro ada 7:
1). Utsman.          5). Mashud.
2). Ali                  6). Abu darda. 
3). Ubay.             7). Abu musa al-asyari. 
4). Zaid bin tsabit 
       Kemudian dari para tabiin banyak yang belajar al-qur’an dari para sahabat tersebut di atas, mereka adalah:
  Tabiin dari Madinah 
  - Ibnu musayyid                            
  - Urwan
  - Salim 
  - Umar bin abdul aziz
  - Sulaiman bin yasar
  - Atho bin yasar
  - Muadz bin harits (muadz al-qori)
  - Abdurrahman bi n hurmus al-a’raj
  - Ibnu syihab az-zuhri
  - Muslim bin jundub
  - Zaid bin aslawi dll.
 Tabiin di kota Mekah 
  - Ubay bin umar  
  - Atho bin abi rabbah
  - Thowwus 
  - Mujahid
  - Ikrimah
  - Ibnu abi mulaikah 
 Tabiin di Kufah
  - Al-qoma
  - Al-aswad
  - Masruq
  - Ubaidah
  - Amru bin syurahbil
  - Al harits bin qois 
  - Ar-robi’in hutsaim
  - Amru bin maimun 
  - Abu abdirrahman bin assulami
  - Ubaid bin nudhoilah
  - Zirr bin hubais
  - Said bin zubair
  - Ibrahim an-nkho’i
  - As-sya’bi dll
Tabiin di kota Basrooh
  - Abul aliyah
  - Abu roja
  -Yahya bin Ya’mar 
  - Nashr bin ashim
  - Al hasan
  - Ibnu sirin
  - Qotadah.dll
Tabiin di kota Syam
  - Al mughiro binsyihab al mahzumi
  - Murid utsman 
  - Khalifah bin saad (murid abu darda), dan lain-lain

Ada kelompok khusus yang perhatiannya sangat besar terhadap al-qur’an sehingga mereka menjadi IMAM AL-QUR’AN dan menjadi panutan masyarakat, mereka adalah:

  a. Di Kota Madinah 
  - Abu ja’far yazid bin al-qoqo
  - Syaibah bin nashah
  - Nafi bin abi nuain
 b. Di Kota Mekkah
  - Abdullah bin katsir
  - Humaid bin qois al-a’raj
  - Muhammad bin nuaisin
 c. Di Kota Kuffah
  - Yahya bin wattsab
  - Ashim binabin najud
  - Sulaiman al-a’masyi 
  - Hamzah
  - Al-kisa’i
d. Di Kota Basroh
  - Abdullah bin abi ishaq
  - Isa bin umar
  - Abu amru bin al-a’la
  - Ashim al-juhdari
  - Ya’qub al-hadrami
e. Di Kota Syam
  - Abdullah bin amir
  - Athisyah bin qois al-qulaby
  - Ismail bin Abdullah bin muhajjir
  - Yahya bin haris adz-dzamri
  - Syurai bin yazid al-hadrami

II. Sedanngkan yang paling di segala penjuru dari para ulama qiroat hanyalah 7 orang:

  1.Nafi (ia telah belajar dari 70 orang tabiin diantaranya adalah abu ja’far dan ibnu katsir)
  2.Ibnu katsir (ia telah mewarisi al-qur’an Abdullah bin as-saib seorang sahabat)
  3.Abu amru ( ia telah mewarisi al-qur’an dari para tabiin)
  4.Ibnu amir (ia telah mewarisi al-qur’an dari abu darda dan murid ustman)
  5.Ashim bin abu najub (ia telah mewarisi al-qur’an dari tabiin)
  6. Hamzah ( ia telah mewarisi al-qur’an dari ashim al-a’masi, asy-syabi’i mansyur bin al-mu’tamir dan juga yang lain)
  7.Al-kisa’i (ia telah mewarisi al-qur’an dari hamzah dan abu bakar bin ayyas)

     Adapun para perowi yang terjenak dari ke tujuh ulama’ tersebut di atas masing-masing mempunyai 2 orang perowi terkenal:

1.Yang meriwayatkan dari nafi’ adalah qolun dan warsy
2.Yang meriwayatkan dari ibnu katsir adalah qunbul dan al-bazy.
3.Yang meriwayatkan dari abu amru adalah ad-duury dan as-suusiy.
4.Yang meriwayatkan dari ibnu amir adalah hisayam dan ibnu dzakwan.
5.Yang meriwayatkan dari aslim bin abi najud adalah abu bakar bin ayyash dan hafsah.
6.Yang meriwayatkan dari hamzah adalah khalaf dan khalad
7.Yang meriwayatkan dari al-kisa’I adalah ad-durry dan abu haris 

C.Ulama Yang Pertama Menulis Ilmu Qiroat  

    Bertambah tahun keadaan zaman semakin memburuk dan hampir saja keharaman bercampur aduk dengan kehalalan, dan pada akhirnya para ulama berijtihad untuk membukukan hasil ijtihad mereka dengan mengumpulkan huruf-huruf dan qira’at al-qur’an kemudian meningkatkan riwayat-riwayat tersebut untuk di riwayatkan. 

  Ulama yang pertama kali menulis tentang ilmu qiro’at adalah:
Abu ubaid bin al-qasim bin sallam.
Ahmad bin jubair al-kuufi.
Abu bakar Muhammad bin Ahmad bin umar ad-dajaawani.
Ismail bin ishaq al-maliki (murid qolun).
Abu jafar bin jarir ath-thobari.
Abu bakar bin mujahid

    Setelah para ulama bangkit, maka semakin banyak pula ulama qiro’at yang mengarang kitab tentang qiro’at. Seperti Al-hafidz Adz-dzahabi, beliau elah mengarang kitab yang menjelaskan thobaqot para ulama’ qiroat kemudian diikuti oleh abul khairi bin al-jazari.

D.Para Hafidh Al-Qur’an
A. Perintah Rossul Untuk Belajar al-Qur’an dari para Sahabat
     Rosulullah memerintahkan kaumnya untuk belajar al-qur’an dari 4 sahabat beliau yaitu: Abdullah bin mas’ud, salim (dari kaum muhajirin), muadz bin jabal dan ubay bin kaab (dari kaum anshar) tapi, hal ini tidak meniadakan sahabat lain karena diwaktu itu sahabat yang menghafal al-qur’an sangatlah banyak jumlahnya. Di sebutkan dalam hadits shahih bahwa para sahabat yang ahli al-qur’an / hafidz Al-qur’an yang terbunuh di sumur maunah (bi’ru maunah) ada 70 orang.

B. Perbedaan Pendapat Tentang 4 Sahabat Yang Hafidz

1. Imam Bukhari meriwayatkan dalam hadits shahihnya dari qotadah yang di maksud dengan orang yang mengumpulkan / menghafal al-qur’an di masa rosulallah adalah semuanya dari kaum anshar yaitu: ubay bin kaab, muadz bin jabal, zaid bin tsabit, dan au zaid. Hal ini berbeda dengan hadits rasul, karena hadits rosul disebutkan bahwwa 2 sahabat dari kaum anshor dan 2 sahabat dari kaum muhajirin.

2. Diriwayatkan dari jalan Tsabit dari Anas bin malik ra ia berkata “setelah rosul wafat tak ada yamg mengumpulkan al-qur’an selain 4 orang saja yaitu: abu darda, muadz bin jabal, zais bin tsabit, dan abu zaid. Dalam hadits ini ada dua perbedaan dengan hadits yang diriwayatkan oleh qotadah. Pertama; para quro’ hanya dibatasi dengan 2 orang. Kedua; nama abu darda’ sebagai ganti ubay bin kaab. Banyak ulama yang membantah keterbatasan quro’ hanya pada 4 orang saja, karena dalam dalam hadits shahih disebutkanbahwa sahabat ahli qur’an ada 70 orang.
3. Al-Maziri berkata; perkataan anas yang mengatakan bahwa “tidak ada yang bisa mengumpulkan al-qur’an selain empat orang itu” tidak harus diartikan demikian, karena inti dari pembicaraan ini memberitahukan bahwa ia tidak mengetahui jika ada sahabat lain selain mereka yang juga ikut serta dalam mengumpulkan al-qur’an.
4. Al- Qurthubi berkata; pada saat terjadi perang yamamah yang terbunuh dari para quro’ ada 70 orang.
5. Al-Qodli abu bakar al-baqilani mempunyai beberapa jawaban atas perkataan anas yaitu;
   a. Pernyataan anas tidak perlu dipahami karena, tidak mugnkin jika sahabat lainnya ikut serta dalam        mengumpulkan al-qur’an.
   b. Tidak ada sahabat yang mengumpulkan alqur’an dengan semua bentuk qiro’ahnya secara lengkap selain       empat orang tadi.
   c. Tidak ada yang mengumpulkan ayat-ayat al-qur’an baik yang sudah dihapus (nasakh) setelah dibaca lafalnya        atau yang tidak, kecuali empat sahabat tadi.
   d. Tidak ada orang yang mengumpulkan al-qur’an secara langsung dari rosulullah saw tanpa perantara    seorangpun selain empat sahabat tersebut.
   e. Bahwa keempat orang itulah yang memgang kendali dalam pengajaran dan penyebarab al-qur’an, sehingga hanya merekalah yang masyhur dan dikenal.
   f. Keempat orang tadi di anggap mengumpulkan al-qur’an karena hanya merekalah yang menulisnya.    Sementara sahabat uang lann ya hanya mengumpulkannya dalam bentuk hafalan bukan dalam bentuk tulisan.
  g. Tidak ada seorangpun yang menghafalnya dengan sempurnadari zaman rosululallh saw selain empat sahabat    tersebut. Sedangkan sahabat lainnya menyempurnakan hafalan mereka setelah wafatnya rosulullah saw.
  h. Maksud “pengumpulan” dari perkataan sahabat anas tadi adalah orang yang selalu mendengar, mentaati al-    qur’an dan mengamalkan kandungan isinya.
6. Ibnu Hajar bahwa segala paearnyataan yang disebutkan Abu Bakar Al-Baqillany di atas banyak yang mengandung kesalahan, yaitu pernyataan yang paling akhir (pendapat ke-lima bagian h, kedelapan). Alasannya adalah karena Anas menyebutkan keeempat orang sahabat tersebut untuk membanggakan orang-orang khazraj atas orang-orang Aus.
 -Orang aus membanggakan keempat orang pahlawan yaitu; sa’ad bin muadz (seorang yang arsy), khuzaimah bin tsabit(seorang yang persaksiannya menyamai persaksian dua orang saksi laki-laki), handzalah bin abu amir(seorang syahid yang dimandikan oleh malaikat), dan ashim bin abi tsabit(seorang syahid yang dilindungi oleh allah melalui kumbang-kumbang).
 - kaum khzraj juga mempunyai empat orang pahlawan yang mereka banggakan yang telah mengumpulkan al-qur’an yaitu, ubay bin kaab, muadz bin jabal, zaid bin tsabit, dan abu zaid.
7. Abu Ubaid menyebutkan dalam kitab al-qiro’at, bab para quro’ dari sahabat nabi saw. Beliau menyebutkan orang-orang muhajirin terlebih dahulu, setelah itu baru kaum anshar.

0 komentar:

Posting Komentar

About This Blog

Lorem Ipsum


Got My Cursor @ 123Cursors.com

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP